Ketersediaan Pangan Tingkat Rumah Tangga

KETERSEDIAAN PANGAN TINGKAT RUMAH TANGGA

Pangan adalah semua jenis bahan yang terdapat di alam yang dapat dimakan oleh manusia. Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan, jadi pangan harus tersedia setiap saat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas berarti pangan yang tersedia memenuhi gizi yang diperlukan oleh tubuh. Secara kuantitas berarti jumlah pangan yang tersedia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh setiap orang.
Ketersediaan pangan adalah tersedianya bahan pangan secara fisik di suatu wilayah. Bahan pangan bisa berasal dari produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah, serta bantuan pangan dari pemerintah atau non pemerintah. Produksi pangan bersumber dari sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Suatu wilayah biasanya memiliki satu atau lebih bahan pangan yang unggul dibandingkan dengan wilayah lain atau menjadi wilayah sentra produksi suatu komoditas. Contoh komoditas yang ada di Indonesia misalnya padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sayuran, buah-buahan, minyak sawit, gula tebu, daging, telur, dan hasil perikanan. Produksi pangan mencakup bahan pangan pra panen dan pasca panen. Faktor yang berpengaruh pada bahan pangan pra panen misalnya jenis tanah, iklim, bibit yang digunakan, irigasi, pemupukan, dan teknologi yang digunakan selama produksi pra panen. Faktor yang berpengaruh pada bahan pangan pasca panen misalnya iklim, dan teknologi yang digunakan selama produksi pasca panen untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan pada bahan pangan. Faktor-faktor tersebut ditambah dengan adanya bencana alam bisa mempengaruhi produksi pangan  baik secara kualitas maupun kuantitas.
Ketersediaan pangan di suatu wilayah mempengaruhi ketersediaan pangan tingkat rumah tangga. Namun ketersediaan pangan di suatu wilayah yang bagus tidak menjamin ketersediaan pangan tingkat rumah tangga. Misalnya sebuah rumah tangga yang hidup di daerah sentra produksi padi. Rumah tangga tersebut juga menjadi salah satu petani padi yang menanam padi jenis unggul. Tetapi belum tentu keluarga petani tersebut makan beras yang ditanam sendiri. Karena tingkat ekonomi yang rendah, sedangkan kebutuhan rumah tangga banyak, maka petani menjual hasil panen mereka. Uang hasil panen dibelikan beras yang harganya jauh lebih murah dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang lain. Ironi sekali nasib petani kita saat ini. Mereka belum tentu bisa panen dengan bagus dan jika tiba masa panen harga pangan justru turun padahal biaya yang digunakan dari sebelum mulai menanam sampai akan panen sangat banyak.
Ketersediaan pangan tingkat rumah tangga juga dipengaruhi oleh distribusi pangan. Distribusi pangan adalah proses pengangkutan bahan pangan dari suatu tempat ke tempat lain atau dari produsen ke konsumen.  Distribusi pangan dalam suatu wilayah bisa tidak merata untuk seluruh rumah tangga karena keterbatasan rumah tangga.  Keterbatasan rumah tangga dalam mengakses bahan pangan terjadi karena aspek fisik dan aspek ekonomi. Aspek fisik seperti letak produksi bahan pangan yang jauh dan sulit dijangkau, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk bisa menjangkau letak produksi bahan pangan. Sedangkan dari aspek ekonomi karena tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah.
Keterbatasan dalam menjangkau bahan pangan akan mempengaruhi tingkat konsumsi pangan rumah tangga. Tingkat konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat pengetahuan. Tingkat pendapatan menentukan pola konsumsi bahan pangan. Tingkat pendapatan yang tinggi akan berpengaruh pada kemampuan dalam membeli bahan pangan sesuai yang diinginkan dan bisa menentukan pola konsumsi yang bervariasi. Tingkat pengetahuan menentukan keputusan dalam memilih bahan pangan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai bahan makanan yang bergizi, tentunya  dalam menentukan makanan yang dikonsumsi akan lebih seksama.